Friday, January 17, 2014

kata bijaksana mario teguh


Menjadikannya Jatuh Hati Kepadamu
Take One
KENDALIKANLAH KETERTARIKANMU


Jika engkau ingin mendapatkan perhatiannya, janganlah tampil terlalu tertarik kepadanya.

Dia akan merasa senang menjadi pusat perhatian, tapi menjadi salah tingkah dan bahkan curiga kepada orang yang terlalu tertarik kepadanya.



Jagalah matamu tidak terlalu terbelalak saat memandangnya, dan janganlah memandanginya terlalu lama. Pandanglah dia se-lama cukup untuk menyebut namanya dengan lembut.

Tunjukkanlah beberapa tanda bahwa engkau tertarik, tapi jangan terlalu banyak.

Tersenyumlah saat engkau beradu pandang dengannya, tapi segera alihkanlah kepada sesuatu yang lain, tapi jagalah senyum itu tetap membayang samar-samar agar dia merasa bahwa dia masih ada di dalam kesadaranmu.

Paksalah dirimu untuk memendekkan pembicaraan dengannya, dan tegaskanlah dengan lembut bahwa engkau harus pergi, dan berharap agar bisa bertemu lagi dengannya.

Janganlah menjabat tangannya terlalu erat, tapi pastikanlah dalam kelembutan sentuhanmu ada kegembiraan yang mengalir dari hatimu yang sesungguhnya merahasiakan ketertarikanmu kepadanya.

Lambaikanlah tanganmu dengan ceria, melangkahlah pergi seperti engkau tak akan menoleh kembali, tapi beberapa langkah kemudian berpalinglah dengan senyum yang hampir tak terlihat dan katakanlah ‘bye’ di bibir yang hampir tak bergerak, dengan sedikit gerakan lemah tanganmu yang harus pergi tapi lebih ingin berlama-lama bersamanya.

Lalu melangkahlah dengan keanggunan yang ditenagai oleh keindahan doamu agar Tuhan menyandingkanmu dengannya – jika Tuhan merestinya sebagai belahan jiwamu.

Mario Teguh – Loving you all as always

----------------

Jika Anda menyukai seri “Menjadikannya Jatuh Hati Kepadamu”, dan ingin membaca Take Two dan yang seterusnya, please like atau comment.

Jika ada pertanyaan yang Anda inginkan saya bahas berikutnya, sampaikan juga ya?

I love you all guys!






Thursday, July 19, 2012

contoh kata-kata bijak dan indah (kata mutiara)

contoh kata-kata indah

1. yang merusak kedamaian hati bukan beratnya beban tapi cara kita memikulnya
2. aku tak sempat membenci orang yang menyakitiku karena aku sibuk membahagiakan orang yang mencintaiku
3. lebih baik meminta ma’af meskipun kita tidak salah

Wednesday, July 18, 2012

contoh makalah kesehatan dan keselamatan kerja (k3)

contoh makalah tentang K3


BAB  I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kondisi  keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand.Kondisi  tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya.Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat.                   
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan.Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
B.    Permasalahan
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja dan mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.
C.    Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja dan mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.

strategi dalam memasarkan produk

Rencanakan Strategi Pemasaran Rumah Untuk Menaikkan Nilai Properti

Saat Anda merencanakan strategi pemasaran properti Anda, baik disewakan atau dijual, lebih baik Anda menawarkan kepada calon pembeli atau penyewa sesuatu hal yang lebih baik dibandingkan para pesaing Anda.

Tujuan dari apa yang akan Anda tawarkan tersebut adalah untuk memikat para pembeli atau penyewa yang mau membayar dengan harga tinggi. Supaya mencapai tujuan ini, tim Donald Trump (antara lain) melakukan beberapa hal berikut dimana Anda bisa mencobanya:

1. Melenyapkan konsumen nakal - Konsumen nakal menghalangi konsumen baik yang datang atau yang sudah ada. Segera menangani konsumen yang bermasalah tersebut (atau masalah yang ditimbulkan oleh konsumen tersebut), jika tidak properti Anda akan segera ditinggalkan konsumen – konsumen baik Anda. Istilah yang dipakai Kiyosaki adalah memecat konsumen bermasalah.
Belajar mengenali calon konsumen yang nakal supaya kelak tidak mengganggu proses pendekatan kita dengan calon konsumen yang baik.

2. Memperketat Keamanan dan Perlindungan - Semua orang pasti ingin merasakan keamanan dan kenyamanan dalam kehidupannya, seperti bebas dari kejahatan dan hal – hal negatif lainnya. Anda bisa bergabung atau memprakarsai keamanan lingkungan setempat dimana properti Anda berada.

3. Meningkatkan Keindahan - Para pembeli atau penyewa yang baik pasti ingin tinggal di hunian yang menunjukkan kebanggaan dan kenyamanan bagi pemiliknya. Hal ini dibutuhkan oleh semua kalangan. Donald Trump sering menambahkan sentuhan – sentuhan “seperti di rumah sendiri” yang membuat nyaman konsumennya seperti model jendela rumah dan penutupnya, model pintu rumah atau program kebersihan lainnya.

Masalah ini Anda bisa konsultasi kepada kontraktor kenalan Anda, tukang kayu sebelah rumah atau tenaga ahli lainnya bagaimana cara menciptakan sesuatu yang terlihat “mahal” namun berbiaya murah. Anda juga bisa lihat dimajalah – majalah properti untuk menemukan sesuatu yang memberi ide bagi Anda.

Anda juga bisa tambahkan poin – poin lain yang dapat meningkatkan nilai properti Anda dengan bertanya kepada teman Anda sesama investor properti atau membaca buku – buku properti.

(Sumber: galerigriya.com)

Tuesday, July 17, 2012

contoh makalah ekonomi pembangunan indonesia

PERBAIKAN SISTEM PEMBENTUKAN MODAL SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PEMBANGUNAN DI INDONESIA





PERBAIKAN SISTEM PEMBENTUKAN MODAL SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PEMBANGUNAN DI INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekonomi pembangunan merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang dan mendapatkan cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut agar negara-negara berkembang dapat membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi. Salah satu objek kajian dari studi ekonomi pembangunan adalah modal atau kapital yang merupakan bentuk-bentuk kekayaan yang digunakan langsung atau tidak langsung dalam produksi untuk menambah output (Siagian, 1989). Sering juga dikatakan, modal atau kapital adalah barang-barang yang digunakan untuk produksi lebih lanjut.
Kapital atau modal berperan sebagai alat pendorong pembangunan ekonomi yang meliputi investasi dalam pengetahuan teknik perbaikan dalam mutu pendidikan, kesehatan, dan keahlian. Dengan demikian modal atau kapital dalam rangka pembangunan, tidak hanya berwujud pabrik-pabrik dan perlengkapannya, namun sebenarnya meliputi human capital.
Biasanya ahli-ahli ekonomi mengatakan, adanya kemiskinan dan pembangunan ekonomi yang rendah di negara-negara sedang berkembang disebabkan oleh kekurangan modal atau kapital sebab mereka memandang modal mempunyai kedudukan terpenting dalam teori pembangunan ekonomi. Sebagian ahli ekonomi menganggap bahwa modal tidak saja mempunyai kedudukan terpenting bagi proses pembangunan, melainkan strategis pula, dalam arti proses pembentukan modal adalah saling pengaruh-mempengaruhi dan kumulatif.
Masalah pembentukan modal dapat ditinjau dari sudut permintaan maupun dari sudut penawaran akan modal. Dari sudut permintaan pembentukan modal bertalian dengan ada tidaknya daya tarik bagi usahawan atau wiraswasta untuk mempergunakan barang-barang modal dalam proses produksi. Dari sudut penawaran, pembentukan modal berhubungan dengan kemampuan masyarakat untuk menabung, tabungan kemudian dipakai untuk investasi dan pembentukan modal. Dalam hubungan dengan pembentukan modal ini, negara-negara sedang berkembang seolah-olah berada dalam lingkaran yang tak berujung pangkal, baik dilihat dari segi permintaan maupun penawaran akan modal (Siagian, 1989).
Pada saat ini, negara-negara sedang berkembang mengalami kemiskinan yang disebabkan oleh rendahnya persediaan modal. Dari uraian tersebut penulis ingin mengetahui penyebab rendahnya permintaan dan penawaran modal dan cara mengatasinya sebagai solusi pembangunan di Indonesia.
1.2       Rumusan Masalah
Apa yang menyebabkan rendahnya permintaan modal di Indonesia dan bagaimana cara mengatasinya?
Apa yang menyebabkan rendahnya penawaran modal di Indonesia dan bagaimana cara mengatasinya?
1.3 Tujuan Penulisan
Mengetahui penyebab rendahnya permintaan modal di Indonesia dan cara  mengatasinya.
Mengetahui penyebab rendahnya penawaran modal di Indonesia dan cara mengatasinya.
1.4 Manfaat Penulisan
Memperoleh gambaran dan menambah khasanah pengetahuan tentang rendahnya permintaan dan penawaran modal di Indonesia serta cara mengatasinya.
Hasil penulisan ini diharapkan dapat berguna bagi kalangan akademis untuk melakukan penulisan selanjutnya.
Dapat membantu pemerintah serta para ekonom untuk memperbaiki pembangunan ekonomi di Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pembangunan ekonomi yang rendah di negara-negara sedang berkembang disebabkan oleh kekurangan modal atau kapital, sebab modal mempunyai kedudukan terpenting dalam teori pembangunan ekonomi (Kindleberger (1965) dalam Siagian (1989)). Dari pengertiannya, modal adalah suatu bentuk kekayaan yang digunakan langsung atau tidak langsung dalam produksi untuk menambah output (Siagian, 1989). Menurut Bourdieu (1986) modal tidak hanya sekedar alat-alat produksi, tetapi juga memiliki pengertian yang lebih luas dan dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu: (a) modal ekonomi (economic capital), (b) modal kultural (cultural capital), dan (c) modal sosial (social capital). Modal ekonomi, dikaitkan dengan kepemilikan alat-alat produksi. Modal kultural terinstitusionalisasi dalam bentuk kualifikasi pendidikan. Sedangkan menurut Coleman (1990) modal sosial (social capital), yaitu kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama demi mencapai tujuan bersama dalam suatu kelompok dan organisasi.
Menurut Siagian (1989) pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang  dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pembentukan modal yang ditinjau dari sudut penawaran maupun dari sudut pernintaan akan modal. Dalam hubungan dengan pembentukan modal ini, negara-negara sedang berkembang seolah-olah berada dalam lingkaran yang tak berujung pangkal. Dari sudut penawaran modal dapat digambarkan demikian, kekurangan modal disebabkan karena kemampuan yang rendah dalam menabung, sedangkan tabungan yang rendah diakibatkan oleh pendapatan yang rendah. Pendapatan yang rendah merupakan pertanda produktivitas yang rendah, sedangkan produktivitas yang rendah sebagian besar karena kekurangan modal. Kekurangan modal ini merupakan suatu akibat dari tabungan yang rendah, dengan demikian lingkaran setan itu menjadi lengkap. Lingkaran setan ini juga berlaku di sudut permintaan akan modal. Permintaan akan modal investasi rendah disebabkan oleh daya beli yang rendah karena pendapatan yang rendah. Pendapatan yang rendah merupakan cerminan dari produktivitas yang rendah, dan produktivitas yang rendah disebabkan oleh modal yang dipergunakan dalam produksi rendah. Rendahnya modal yang dipakai disebabkan oleh daya beli masyarakat yang rendah, demikian seterusnya.
Berdasarkan analisa Schumpeter dalam Siagian (1989) yang dapat memecahkan lingkaran setan adalah golongan entrepreneur atau wiraswasta terutama innovating entrepreneur. Innovating entrepreneur adalah entrepreneur yang bersifat agresif dalam percobaan-percobaannya, dan selalu tertarik pada kemungkinan-kemungkinan untuk dapat dipraktikkan (Irawan dan Suparmako dalam Siagian (1989)).
BAB III
METODE PENULISAN
3.1       Jenis dan Sumber Data
Jenia dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka mengenai teori-teori yang berkaitan dengan tema.
3.2       Analisis Data
Data diperoleh dari hasil studi pustaka mengenai teori-teori yang berkaitan dengan tema dan kutipan dari berbagai dokumen yang kami analisis sejak pertama kali penyusunan makalah ini sampai makalah ini selesai. Kemudian setelah data terkumpul dilakukan suatu proses pemilihan, pemusatan, serta penyederhanaan data kasar untuk dibuat kesimpulan berdasarkan sub tema yang kami angkat. Dengan proses tersebut diharapkan akan menghasilkan suatu outline makalah akhir yang dapat memudahkan penulis untuk menyelesaikan makalah ekonomi pembangunan secara terstruktur.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1       Rendahnya permintaan modal di Indonesia dan cara mengatasinya
Rendahnya permintaan modal dalam negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia, disebabkan oleh hasrat golongan wiraswasta melakukan investasi rendah, sebab daya beli masyarakat atau keadaan pasar dalam negeri yang terbatas merupakan hambatan untuk permintaan akan modal. Seperti diketahui faktor-faktor yang menentukan fluktuasi investasi adalah : a) efisiensi marginal dari investasi, b) ongkos barang-barang modal, dan c) tingkat bunga.
Efisiensi marginal suatu investasi adalah jumlah pendapatan suatu barang modal yang akan diperoleh di masa depan selama usia barang modal tersebut atau sebagai rangkaian balas jasa sesuatu barang modal (Siagian, 1989). Balas jasa ini diperoleh dari hasil penjualan produksi setelah dikurangi dengan biaya atau harga pokok. Balas jasa ini haruslah lebih besar dari harga pembelian modal tersebut, jika tidak, tidak ada gunanya atau tidak menarik untuk menjalankan investasi. Biasanya balas jasa tiap tahun dinyatakan secara persentase. Persentase ini harus lebih besar dari tingkat bunga umum yang berlaku sebab kalau tidak, lebih baik dan lebih menguntungkan membungakan uang tersebut daripada membeli barang modal.
Umumnya tingkat bunga ini merupakan faktor pembanding mengenai balas jasa sesuatu investasi modal, dalam arti makin rendah tingkat bunga dibanding dengan tingkat keuntungan maka semakin menarik menjalankan investasi dan demikian sebaliknya, semakin tinggi tingkat bunga dibanding dengan tingkat keuntungan maka semakin kurang menarik mengadakan investasi.
Pada umumnya tingkat bunga di Indonesia tinggi sekali. Hal ini diperkuat dengan pendapat Alvin Hansen dalam Siagian (1989) yang mengatakan bahwa banyak investasi di negara-negara sedang berkembang tidak terlaksana, terutama karena tingkat bunga yang tinggi. Walaupun pendapatan ini cukup tajam, namun tidak seluruhnya dapat dibenarkan. Faktanya, penurunan tingkat bunga merupakan segi penting untuk investasi, tetapi unsur lain yang tidak kalah penting adalah kekurangan permintaan efektif dalam masyarakat sehingga balas jasa investasi masa depan sangat rendah. Oleh sebab itu, dari sudut permintaan akan modal di Indonesia, kekurangan tenaga beli merupakan penghambat yang lebih besar daripada tingkat bunga yang tinggi.
Pada awal pembahasan telah dipaparkan bahwa hasrat usahawan mengadakan investasi tertekan oleh faktor kekurangan tenaga beli, terutama jika ditinjau dari sudut investasi dalam satu cabang produksi tertentu. Hambatan ini dapat dikurangi jika investasi dijalankan secara bersamaan atau serentak di lapangan yang meliputi berbagai proyek. Penyebab hal tersebut adalah hasil investasi yang dapat memperluas pasar penjualan, dalam arti pekerja pada suatu proyek akan menjadi pembeli dari hasil proyek lain.
Pembangunan jenis ini disebut pembangunan yang seimbang. Pembangunan yang seimbang mempunyai arti yang bermacam-macam, seperti : a) keseimbangan antara pertambahan produksi bahan makanan dan pertambahan penduduk, b) keseimbangan antara produksi agraria dan industri, c) keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani, dan d) keseimbangan pembangunan antar daerah. Melalui pembangunan yang seimbang terutama antara produksi bahan makanan dan produksi industri, akan menciptakan kesempatan kerja yang luas untuk golongan penganggur dan setengah penganggur terutama di sektor pertanian.
Dengan cara ini produktivitas pertanian dapat dinaikkan, yang berarti juga dapat menaikkan tenaga beli dalam arti nyata. Kenaikan tenaga beli kaum tani ini, sebagian akan diberdayakan untuk membeli hasil industri seperti pakaian, alat-alat pertanian, dan sebagainya. Hal ini terjadi sebab dari sudut industri, golongan petani merupakan pasar hasil produksinya yang utama. Naiknya pasar bagi produksi industri akan mendorong tambahan investasi di sektor ini. Sebaliknya golongan industri merupakan pasar bagi sektor pertanian, dengan bertambah luasnya sektor industry akan mendorong kenaikan produksi di bidang pertanian, baik melalui usaha perluasan area maupun melalui intensifikasi. Kedua cara ini memerlukan peralatan dan hasil industri, sehingga mendorong tambahan investasi di bidang ini. Demikianlah pembangunan proyek-proyek ini saling melengkapi dan saling menunjang perkembangan masing-masing ke taraf yang lebih tinggi.
4.2       Rendahnya penawaran modal di Indonesia dan cara mengatasinya
Lambatnya proses pembangunan di Indonesia disebabkan oleh sedikitnya modal yang tersedia. Kurangnya modal disebabkan oleh kemampuan menabung yang rendah, kemampuan menabung yang rendah disebabkan oleh pendapatan yang rendah. Pendapatan yang rendah merupakan akibat dari produktivitas yang rendah, sedangkan produktivitas yang rendah merupakan akibat dari kekurangan modal dan hal ini disebabkan oleh kemampuan menabung yang rendah dan demikian seterusnya, sehingga lingkaran setan yang tidak berujung pangkal yang dialami menjadi lengkap (Siagian, 1989).
Tabungan yang dimaksud dalam hal ini adalah kemampuan dan kesediaan menahan nafsu konsumsi selama beberapa waktu, agar dikemudian hari terbuka kemungkinan untuk konsumsi yang lebih baik. Tabungan di dalam pembangunan ekonomi memiliki peranan penting dan strategis karena dapat menaikkan produktivitas dan proses pembentukan kemampuan.
Kenyataan di Indonesia, jumlah tabungan yang ada dan diinvestasikan sangat rendah, seringkali jumlah tabungan hanya cukup untuk mengimbangi pertambahan penduduk yang sedang berjalan. Demi mempercepat pembangunan penting sekali untuk memperbesar tabungan, baik atas kerelaan masyarakat maupun melalui kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal agar dapat mencapai tujuannya, harus disertai dengan kebijakan dividen dalam arti perlunya pengawasan negara atas pemakaian devisa yang dihasilkan dari perdagangan luar negeri.
Berhubung pembangunan ekonomi secara sadar, dimana investasi-investasi yang dijalankan diarahkan untuk menambah produksi dan produktivitas dalam masyarakat, di pihak lain devisa adalah bagian yang penting dari unsur-unsur produksi suatu negara. Oleh karena itu, pengawasan penggunaan devisa merupakan salah satu kebijakan Negara yang sangat penting. Pengawasan devisa ditujukan agar pemakaian devisa dilakukan dengan baik, dengan demikian dapat dilaksanakanlah suatu alokasi unsur produksi yang lebih baik. Kebijakan fiskal dan pengawasan devisa harus disertai dengan kebijakan yang mengatur unsur-unsur produksi yang ada dalam masyarakat digunakan secara efektif. Agar tujuan dapat tercapai perlu disusun suatu rencana pembangunan yang rapi dan teratur. Rencana tersebut harus memperlihatkan tujuan-tujuan pembangunan, lapangan-lapangan investasi, kebijaksanaan negara di bidang keuangan dan besarnya jumlah investasi. Kemudian diperlukan juga rencana pembangunan yang bertul-betul bersifat rasional-nasional, dalam arti memperhatikan kaitan antar masing-masing sektor, memperhatikan kemampuan pembiayaan sehingga dapat ditentukan skala prioritas, dengan demikian pemborosan dapat dihindari.
BAB V
PENUTUP
5.1       Kesimpulan
Kapital atau modal sebagai alat pendorong pembangunan ekonomi meliputi investasi dalam pengetahuan teknik perbaikan dalam mutu pendidikan, kesehatan, dan keahlian. Dengan demikian modal atau kapital dalam rangka pembangunan, tidak hanya berwujud pabrik-pabrik dan perlengkapannya, namun sebenarnya meliputi human capital. Maka dapat disimpulkan bahwa akumulasi modal sebagian besar ditentukan oleh permintaan modal, disamping juga oleh penawaran modal. Penawaran modal cenderung mengikuti permintaan untuk investasi. Pembentukan modal lebih ditarik oleh adanya permintaan dari para usahawan yang penuh semangat dan kemauan untuk maju daripada dorongan penawaran modal yang berasal dari pemilik uang yang pasif. Disinilah terlihat pentingnya peranan usahawan dalam rangka pembangunan ekonomi suatu negara, dan terlihat perlunya mendorong timbulnya golongan ini.
5.2       Saran
Investasi ditujukan untuk memajukan pembangunan ekonomi di Indonesia selanjutnya, maka pertimbangan kriteria investasi seharusnya diarahkan kepada sektor-sektornya yang “growing points” dalam perekonomian, yaitu pada bidang atau lapangan yang dapat memberi perkembangan yang lebih cepat, membutuhkan investasi tambahan yang cukup besar tetapi mempunyai permintaan yang sudah tersedia. Hal tersebut akan memberikan external economies yang sangat penting bagi industri-industri lainnya yang ada dan akan menimbulkan permintaan produk suplementer dan jasa. Dengan kata lain, investasi itu harus diarahkan sedemikian rupa sehingga memajukan integrasi horizontal dan vertikal dalam proses produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Bourdieu, P. 1986. The Form of Capital. In J. Richardson (Ed). Handbook of Theory and Research for Sociology of Education. New York: Greenwood Press.
Coleman, J. 1990. Foundations of Social Theory. Cambridge Mass: Harvard University Press.
Kamaluddin, Rustian. 1987. Beberapa Aspek Pembangunan Nasional dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Siagian, H. 1989. Pembangunan Ekonomi dalam Cita-Cita dan Realita. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Log in Copyright © 2010 pradianap08's blog. All Rights Reserved.

Blogging by WordPress - Theme Created by green wordpress templates in partnership with used macs

cerita sebelum agama islam disebarkan (zaman jahiliyah)

video jaman jahiliyah kisah pembunuhan anak perempuan


video ini menceritakan pada saat jaman jahiliyah, sebelum islam berkembang luas itu mewajibkan membunuh bagi bayi perempuan kemudian islam mengajarkan bahwa perempuan mempunyai hak yang sama untuk hidup

Tuesday, July 10, 2012

contoh makalah analisa laporan keungan : analisis gaji karyawan

CONTOH MAKALAH EKONOMI ANALISA LAPORAN KEUANGAN


TUGAS MAKALAH
ANALISIS GAJI TERHADAP KEPUASAN KARYAWAN PADA 
PT. MENUJU SUKSES
Oleh :
ABDULLAH MUBAROK
(101.09.0294)
JURUSAN S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
STIE NU
GRESIK
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Apabila kita membicarakan suatu perusahaan, maka akan muncul di benak kita adalah pegawai atau karywan yang merpakan motor dari perusahaan tersebeut. Sebagai kompensasi atas aktivitas dalam menjalankan perusahaan pegawai tersebut, maka manajemen perlu merumuskan balas jasa yang memadai dan layak kepada pegawai untuk sumbangan mereka kepada tujuan yang hendak dicapai perusahaan.
Salah satu tugas manajemen personalia adalah penetuan tingkat penggajian pegawai. Penggajian ini tidak hanya salah satu tugas manajemen yang sulit, tetapi juga paling penting, baik bagi perusahaan maupun bagi pegawai. Penentuan tingkat penggajian sangat penting bagi perusahaan karenapenggajian sering menjadi masalah perusahaa dan merupakan peringkat tertinggi dari pengeluaran perusahaan. Dalam suatu perusahaan pengeluaran gaji pegawai bisa mencapai 40 sampai 70 persen dari pengeluaran perusahaan secara keseluruhan.
Perilaku individu dalam perusahaan menunjukan bahwa penggajian merupakan salah satu faktor kerja yang terpenting bagi pegawai. Karena penting bagi sebagian besar pegawai, maka soal penggajian mengandung kekuatan memperngaruhi terhadap perilaku kelompok sesuai prestasi. Apabila dalam suatu kelompok, penggajian dapat mempengaruhi atau sebagian dari kebutuhannya dapat terpenuhi dari penggajian tersebut, maka penggajian tersebut dapat secara langsung menentukan perilaku seseorang atau kelompok pegawai.
Hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam memberikan pembayaran gaji adalah apakah gaji yang diberikan sudah cukup adil dan layak bagi pegawai. Pembayaran gaji dikatakan adil apabila perusahaan memperhatikan jabatan, tanggung jawab, resiko, dan produktivitas pegawai. Sedangkan gaji dikatakan layak apabila memperhatikan konsistensi dan peraturan pemerintah mengenai penetapan upah minimum.
Pada masa-masa saat ini, lapangan pekerjaan menjelma menjadi suatu momok yang menakutkan bagi hampir semua orang, banyaknya lulusan sekolah sampai perguruan tinggi tidak diimbangi dengan luasnya lapangan pekerjaan memicu adanya penerimaan pegawai honorer atau pegawai kontrak di instansi-instansi terutama di perusahaan yang bergerak secara swasta. Tetapi tetap saja predikat sebagai pegawai tetap perusahaan tetap menjadi incaran para pencari kerja karena tentu saja pegawai tetap lebih banyak diuntungkan dari segi tunjangan sampai keberadaan dana pensiun dibandingkan tenaga honorer atau kontrak yang tidak mendapat perlakuan layaknya pegawai tetap.
Agar unsur keadilan dan kelayakan terpenuhi, diperlukan adanya suatu prosedur atau tata cara penyelenggaraan keuangan, yakni prosedur penggajian pegawai. Prosedur yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan sangat diperlukan untuk memperlancar proses pembayaran gaji pada pegawai serta aktivitas keuangan lainnya.          
B.     Maksud dan Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah menganalisis tentang kepuasan karyawan terhadap pembayaran gaji pada PT. Surabaya Panel Lestari.
C.    Metodologi
Dalam penyusunan makalah ini penyusun mengumpulkan berbagai data dari berbagai sumber dengan metodologi sebagai berikut :
1.   Pengumpulan Data / Informasi
2.   Pengkajian Masalah
3.   Penyusunan Naskah
D.    Batasan Masalah
Pembahasan dalam makalah ini dibatasi pada kepuasan karyawan terhadap pembayaran gaji pada PT. Surabaya Panel Lestari.
BAB II
LANDASAN TEORI
Gaji merupakan masalah yang penting seperti yang diungkapkan Arens Loebbecke yang dialihbahasakan oleh Amir Abadi Yusuf dalam bukunya Auditing Pendekatan Terpadu (1999:533) karena beberapa hal :
“Pertama gaji, upah dan pajak penghasilan pegawai dan beban pegawai lainnya merupakan komponen utama pada kebanyakan perusahaan, kedua beban tenaga kerja merupakan pertimbangan penting dalam menilai persediaan dalam perusahaan manufaktur dan konstruksi yang bahwa klasifikasi dan alokasi beban upah yang tidak pantas dapat menyebabkan salah saji laba secara material. Terakhir penggajian merupakan bidang yang menyebabkan pemborosan sejumlah besar sumber daya perusahaan karena inefisiensi atau pencurian”.
BAB III
PEMBAHASAN
Karyawan adalah aset terbesar  dalam sebuah perusahaan. Sedangkan salah satu faktor yang penting bagi keberhasilan sebuah perusahaan adalah memelihara hubungan yang memuaskan antara manajemen dan para karyawannya. Pada saat kita bicara tentang karyawan pasti tidak lepas dari gaji. Jadi gaji merupakan faktor penting dalam sebuah perusahaan.
Besarnya gaji merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi betah atau tidaknya seorang karyawan bekerja di perusahaan tersebut. Hal ini otomatis juga menunjukkan kepuasan karyawan terhadap gaji yang diterimanya.
Pembayaran gaji pada PT. Surabaya Panel Lestari dilakukan setiap dua minggu. Dalam menentukan gaji, perusahaan tersebut menyamaratakan besar gaji yang diterima para karyawannya, namun yang membedakan adalah tunjangannya. Besarnya tunjangan disesuaikan dengan masa kerja dan kedudukan karyawan tersebut dalam perusahaan.
Selain itu, untuk gaji lembur
Sedangkan pembayaran gaji pada perusahaan tersebut dilakukan melauli bank. Hal ini memudahkan proses penyerahan dan penerimaan gaji oleh perusahaan kepada para karyawan. Prosedur pembayaran gaji seperti itu memudahkan perusahaan, karena jumlah karyawan yang banyak dan tersebar di berbagai unit/bagian akan memakan waktu yang cukup lama apabila pembayarann gaji dilakukan secara manual.
Dari hasil wawancara dan observasi terhadap beberapa karyawan, sebagian besar para karyawan merasa puas dengan besar gaji maupun prosedur pembayaran gaji yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini didukung dengan fakta bahwa sejak perusahaan ini didirikan sangat jarang sekali ada karyawan yang berhenti atau mengundurkan diri atas kemauan sendiri.
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
pemerintah berencana mengeluarkan paket ekonomi-nya yang kesekian. Pemerintah sebaiknya membuat kebijakan yang lebih tepat sasaran dan tak hanya sekedar membuat paket regulasi ekonomi dimana pemecahan masalah hanya mengandalkan pada perubahan dalam peraturan dan pengaturan tanpa menyentuh masalah yang paling mendasar. Masalah pokok tersebut termasuk menjamin ketersediaan pasokan bahan pokok, kebijakan pro-pertanian yang membuat kita mampu memenuhi kebutuhan pangan dasar secara mandiri dan pembangunan infrastruktur yang mampu menopang pertumbuhan.
Langkah penting lain yang dapat dipertimbangkan adalah kebijakan yang mampu mengontrol secara cermat lalu lintas devisa sehingga mengarahkan arus investasi asing yang yang masuk mengarah pada sektor riil dan produktif, bukan hanya investasi portfolio pasar modal yang easy come-easy go seperti selama ini.
Perbankan harus didorong untuk mengucurkan kredit secara lebih intensif tanpa mengurangi tingkat kehati-hatiannya. Dana mengalir harus bisa diarahkan ke dunia usaha menjadi kegiatan produktif yang dapat menyerap tenaga kerja. Konsentrasi penyaluran kredit ke sektor konsumsi seperti sat ini justru dapat memicu permintaan barang dan jasa dan mendorong tingkat inflasi.
Pemerintah harus merevisi (lagi) asumsi inflasi dan pertumbuhan, namun yang lebih penting pemerintah harus mampu merevisi kebijakan dan tindakannya agar bangsa ini bisa melewati gejolak ini dengan baik, tanpa terus dibayangi kepentingan politik sempit.
                                                                                                                            
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
            Dari permasalahan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pemerintah sebaiknya membuat kebijakan pro-pertanian yang membuat kita mampu memenuhi kebutuhan pangan dasar secara mandiri dan pembangunan infrastruktur yang mampu menopang pertumbuhan pemerintah juga harus mempertimbangkan kebijakan yang mampu mengontrol secara cermat lalu lintas devisa sehingga mengarahkan arus investasi asing yang masuk mengarah pada ontro riil dan produktif dan juga Perbankan harus didorong untuk mengucurkan kredit secara lebih intensif,  Pemerintah juga harus menjaga ketanahan energi. Ketahanan energi ini mencakup kemampuan untuk meningkatkan produksi minyak (lifting), Konsep ketahanan energi ini juga mesti mencakup peningkatan penggunaan energi ontrolive seperti gas alam dan batubara, pemerintah juga harus mampu meningkatkan ontrol terhadap data penggunaan dan penyaluran BBM, yang lebih penting pemerintah harus mampu merevisi kebijakan dan tindakannya agar bangsa ini bisa melewati gejolak ini dengan baik, tanpa terus dibayangi kepentingan politik sempit.
B. SARAN
            Penulis sangat mendukung diadakannya kebijakan pro-pertanian supaya tidak terjadi kenaikan harga kebutuhan pokok (inflasi) karena disektor pertanian telah berakhirnya masa panen bahan kebutuhan pokok sehingga pemerintah harus  menyediakan cadangan barang kebutuhan pokok supaya barang kebutuhan pokok tidak sampai kehabisan atau melonjaknya harga kebutuhan pokok di pasaran